- FIKOM DIDADAKU Forever
- Hunter duck ketika Lomba Fotografi Bebek Goreng H.Slamet,Walau tak Menang..
- Comic Syamsul Si Korek Api karya Pak Heri Budiman
- UMRI PRESS yang InsyaAllah sebentar lagi akan di luncurkan.
- Stadion PON XVIII Yang di Gesa Pengerjaannya.
- FIKOM DI DADAKU,Hunting bareng Dosen Fotografi Pak Heri Budiman.
Wednesday, February 22, 2012
Kembali Aksara Memposting Profile usaha Ternak Ayam Potong,kali ini Aksara berkesempatan mewawancara seorang pemilik sekaligus pengusaha Ternak Ayam yang ada di daerah Rumbai,tepatnya di daerah Okura.
Pada kesempatan itu pula Aksara juga bertanya bangaimana bisa berhasil dalam usaha ternak ayam ini,berikut petikan wawan cara Aksara kepada salah satu Peternak ayam Potong yang bernama pak Kardono.
Aksara say : " dalam beternak ayam ini kiat-kiat apa saja yang pak kardono siapkan?"
Kardono Say : " kiatnya hanya terus berusaha pantang menyerah,pelajari,kiat berusaha,satu lagi yang paling penting,berdoa kepada ALlah SWT, niatkan dalam hati bahwa kita berusaha demi keluarga"
A : "untuk saat ini sudah berapa kandang yang bapak kelola?"
K: "Untuk saat ini saya sudah mempunyai 2 kandang dan 1 lagi dalam pengerjaan,berarti saya sudah mempunyai 3 kandang yang allhamdulilah hak milik sendiri"
A : "Dari 3 kandang tersebut berapa kapasitasnya"
K: "2 kandang yang sudah ada itu berkapasitas masing-masing 3 ribu ekor,sedangkan yang sedang di bangun sekarang berkapasitas 1000 ekor"
A : "Wahh besar sekali ya pak,kira-kira habis berapa dana dalam pembuatan kandang yang 1000 ekor tersebut"
K : "Wahh saya habis banyak yang ini,sebab material yang di gunakan ada yang berbeda dari 2 kandang sebelumnya,yaitu atap nya,kadang sebelumnya menggunakan atap daun rumbia,sedangkan pada kandang yang sedang di bangun menggunakan atap asbes"
A : " mana yang bagus?"
K : "Kalo bagus tidak bagusnya itu tergantung design Bangunan dan cuacanya,yang jelas dari sisi ketahanan lebih tahan Asbes,karna Usia kandang bisa lebih lama,sedangkan atab dari daun Rumbia hanya bisa bertahan 2,5 tahun"
A : "Mana yang lebih Ringan Biayanya?"
K :"Ya jelas Yang atab Rumbia,tapi kalau di kalkulasi ya pasti masih menang yang atap asbes"
A: " Kalo boleh tahu dari mana dana bapak peroleh?"
K :"hahahha..panjang ceritanya namun kandang yang baru ini semua biaya hasil keuntungan dari kandang yang kapasitas 300 ekor tersebut"
A:"bisa dong di kasih tahu?
K:"Hemm karna sekarang masih dalam tahap pengerjaan,dana yang sudah di keluarkan sekitar 100 juta,nanti kalo sudah rampung mungkin habis dana bisa mencapai 250 juta plus alat-alat yang di butuhkan"
A:"wahh mahal juga ya!1"
K :"iya sekarang bahan-bahan mahal semua,namun hal itu bisa kembali modal dalam tempo sebentar kalo harga bagus...heheheh"
A:"Ya mudah-mudahan lah pak,Aksara doa kan semoga harga tetap kompetitif,ok pak sekian wawancara kita,terima kasih atas waktunya"
K:" Amin ..ya sama-sama"
Dari cuplikan wawancara di atas semoga Narablog yang mempuyai niat untuk usaha bisa mendapatkan pencerahan.
Woooooowwwww...
sudah lama tidak lihat ne blog dan tidak memposting ini blog,setelah di lihat wooowww... sudah naik PR 2,sungguh luar biasa..,di saat saya di sibukan dengan kerja yang menumpuk,setelah di lihat trafik,kebanyakan dari mbah google,semangat saya terpacu untuk kembali memposting hal-hal yang bermanfaat bagi semua.
oh ya postingan yang paling banyak di lihat pada weblog ini ada pada postingan usaha, jadi kali ini saya akan kembali memposting profile usaha.
sekali lagi thank you untuk mbah google atas PR 2 nya...hahahahhaha
Saturday, October 22, 2011
Dasar Ucok, sudah tahu si Bayu kehilangan motor kreditnya di kampus. Malah di ucapkan selamat. Hebohlah kawan-kawannya. Biasanya orang malah bersimpati atau ikut bersedih atas insiden tersebut. Banyak yang terbengong-bengong, biasanya ucapan selamat itu diucapkan pada hal-hal tertentu. Seperti pada hari bahagia ulang tahun, syukuran karena lulus ujian, atau seperti Ruri, teman sekampus Bayu yang sebentar lagi akan menikah. Ha, itu yang patut di ucapkan selamat.
Memang sih, biasanya begitu dimana-mana. Ketika ada yang bahagia baru di ucapkan rasa salut kita terhadap rasa bahagia itu. Kalau si Ucok berbeda pendapat dengan kawan-kawannya yang kebanyakan sudah tua-tua itu soal ucap-mengucap. Timbullah rasa penasaran si Bayu, Raje,Ruri, serta Rian, kawan-kawan akrabnya terhadap kata-kata yang langka itu.
"Apa yang awak maksud selamat tu, Cok," kata Bayu dengan rasa penasaran campur geram. "Iya, akupun mau tahu juga nih,Cok," sambung Raje.
"Seriuslah, Cok," tambah Ruri.
Ucok hanya diam sambil menghirup rokok gepenya yang basah kena hujan, gara-gara menemani Bayu ke Kapolsek Sukajadi membuat laporan kemalingan motor kredit dan tertidur pulas di bangku tunggu. Akhirnya sempat pula di foto-foto si Rian wajah tirus mata cekung si Ucok.
"Cobalah tuan-tuan bayangkan, selama ini paradigma berfikir kita, ucapan selamat itu hanya untuk orang menikah saja atau bersunat rasul saja, atau mengulang tahun saja, kita selalu merasa dirugikan dengan kehilangan, kemalingan, kecolongan bahkan kena perkosa," ucap Ucok dengan gayanya yang sok filsuf itu.
"Tapi itu kan tak...," sembur Ruri, yang langsung dipotong si Ucok.
"Tunggu dulu, belum habis ni. Padahal kemalingan motor si Bayu itu rasa sayangnya Allah tehadap Bayu dan patut kita ucapkan selamat. Coba tuan-tuan bayangkan kalau motornya masih ada dan motor itu pulalah yang akan menyebabkannya celaka dan mematikan si Bayu. Ini lebih parah lagi, kita kehilangan kawan yang begitu tulus dan polos, terlebih-lebih aku sendiri yg merasa kehilangan,”lanjut Ucok.
"hehehehe...," Raje, Ruri, Bayu, Rian, dan Ucok akhirnya ngopi di kantin belakang kampus sambil tertawa tak putus-putus.(Indra Maha)
Memang sih, biasanya begitu dimana-mana. Ketika ada yang bahagia baru di ucapkan rasa salut kita terhadap rasa bahagia itu. Kalau si Ucok berbeda pendapat dengan kawan-kawannya yang kebanyakan sudah tua-tua itu soal ucap-mengucap. Timbullah rasa penasaran si Bayu, Raje,Ruri, serta Rian, kawan-kawan akrabnya terhadap kata-kata yang langka itu.
"Apa yang awak maksud selamat tu, Cok," kata Bayu dengan rasa penasaran campur geram. "Iya, akupun mau tahu juga nih,Cok," sambung Raje.
"Seriuslah, Cok," tambah Ruri.
Ucok hanya diam sambil menghirup rokok gepenya yang basah kena hujan, gara-gara menemani Bayu ke Kapolsek Sukajadi membuat laporan kemalingan motor kredit dan tertidur pulas di bangku tunggu. Akhirnya sempat pula di foto-foto si Rian wajah tirus mata cekung si Ucok.
"Cobalah tuan-tuan bayangkan, selama ini paradigma berfikir kita, ucapan selamat itu hanya untuk orang menikah saja atau bersunat rasul saja, atau mengulang tahun saja, kita selalu merasa dirugikan dengan kehilangan, kemalingan, kecolongan bahkan kena perkosa," ucap Ucok dengan gayanya yang sok filsuf itu.
"Tapi itu kan tak...," sembur Ruri, yang langsung dipotong si Ucok.
"Tunggu dulu, belum habis ni. Padahal kemalingan motor si Bayu itu rasa sayangnya Allah tehadap Bayu dan patut kita ucapkan selamat. Coba tuan-tuan bayangkan kalau motornya masih ada dan motor itu pulalah yang akan menyebabkannya celaka dan mematikan si Bayu. Ini lebih parah lagi, kita kehilangan kawan yang begitu tulus dan polos, terlebih-lebih aku sendiri yg merasa kehilangan,”lanjut Ucok.
"hehehehe...," Raje, Ruri, Bayu, Rian, dan Ucok akhirnya ngopi di kantin belakang kampus sambil tertawa tak putus-putus.(Indra Maha)
Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Pekanbaru kali ini cukup seru dan patut di acungkan jempol. Dari empat pasang calon yang mendaftar cuma dua pasang calon saja yang bertahan dan merasa gentelman serta siap bertarung.
Sebelah sana menyebut dirinya begini, dan yang satu lagi menyebut dirinya begitu. Dari sebutan nama mereka saja, para calon itu punya falsafah tersendiri agar mudah diingat masyarakat. Soal subtansi nama ini sudah sejak zaman dahulu kala.
Pasti setiap nama mempunyai makna tersendiri bagi pemiliknya, mana ada orang menamai anaknya Bocor, Gilo, Hancur. Tentulah kedua orang tuanya menginginkan nama anaknya itu menjadi doa dan sekaligus membawa berkah bagi pemiliknya dan bagi orang lain.
Nah, bagaimana dengan subtansi nama sebutan kedua pasang calon wali Kota Pekanbaru itu? Siapa Mak dan Bapaknya yang memberikan nama itu?
Menurut kata Wak Daeng, dukun dari Tembilahan bahwa nama kedua pasang calon tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Seperti nama yang menyebut dirinya begini, cenderung memikat hati masyarakat tetapi hanya sebentar saja. Kecuali dia memakai nama tambahan di belakang setengah kata dan seperempat kata di depan.
Sedangkan untuk nama yang menyebut dirinya begitu, sama-sama mudah diingat juga. Namun secara hakikat nama itu mudah rapuh, kalau secara garis besar perdukunan nama itu kemungkinan tertanam di hati masyarakat.
“Jadi, Wak Daeng, bagaimana itu. Nama mereka sama-sama ada di hati masyarakat. Dan siapa pula yang menjadi pemenangnya,” tanya seorang pewarta cantik.
“Menurut ramalan saya, tak ada pemenangnya. Sebab pencoblosan nanti bukan atas nama meraka, tetapi atas nama rakyat,” ungkap Wak Daeng sambil meghirup rokok cerutunya.(Indra Maha)
Sebelah sana menyebut dirinya begini, dan yang satu lagi menyebut dirinya begitu. Dari sebutan nama mereka saja, para calon itu punya falsafah tersendiri agar mudah diingat masyarakat. Soal subtansi nama ini sudah sejak zaman dahulu kala.
Pasti setiap nama mempunyai makna tersendiri bagi pemiliknya, mana ada orang menamai anaknya Bocor, Gilo, Hancur. Tentulah kedua orang tuanya menginginkan nama anaknya itu menjadi doa dan sekaligus membawa berkah bagi pemiliknya dan bagi orang lain.
Nah, bagaimana dengan subtansi nama sebutan kedua pasang calon wali Kota Pekanbaru itu? Siapa Mak dan Bapaknya yang memberikan nama itu?
Menurut kata Wak Daeng, dukun dari Tembilahan bahwa nama kedua pasang calon tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Seperti nama yang menyebut dirinya begini, cenderung memikat hati masyarakat tetapi hanya sebentar saja. Kecuali dia memakai nama tambahan di belakang setengah kata dan seperempat kata di depan.
Sedangkan untuk nama yang menyebut dirinya begitu, sama-sama mudah diingat juga. Namun secara hakikat nama itu mudah rapuh, kalau secara garis besar perdukunan nama itu kemungkinan tertanam di hati masyarakat.
“Jadi, Wak Daeng, bagaimana itu. Nama mereka sama-sama ada di hati masyarakat. Dan siapa pula yang menjadi pemenangnya,” tanya seorang pewarta cantik.
“Menurut ramalan saya, tak ada pemenangnya. Sebab pencoblosan nanti bukan atas nama meraka, tetapi atas nama rakyat,” ungkap Wak Daeng sambil meghirup rokok cerutunya.(Indra Maha)
Subscribe to:
Posts (Atom)