Saturday, October 22, 2011

                Dasar Ucok, sudah tahu si Bayu kehilangan motor kreditnya di kampus. Malah di ucapkan selamat. Hebohlah kawan-kawannya. Biasanya orang malah bersimpati atau ikut bersedih atas insiden tersebut. Banyak yang terbengong-bengong, biasanya ucapan selamat itu diucapkan pada hal-hal tertentu. Seperti pada hari bahagia ulang tahun, syukuran karena lulus ujian, atau seperti Ruri, teman sekampus Bayu yang sebentar lagi akan menikah. Ha, itu yang patut di ucapkan selamat.
                Memang sih, biasanya begitu dimana-mana. Ketika ada yang bahagia baru di ucapkan rasa salut kita terhadap rasa bahagia itu. Kalau si Ucok berbeda pendapat dengan kawan-kawannya yang kebanyakan sudah tua-tua itu soal ucap-mengucap. Timbullah rasa penasaran si Bayu, Raje,Ruri, serta Rian, kawan-kawan akrabnya terhadap kata-kata yang langka itu.
                "Apa yang awak maksud selamat tu, Cok," kata Bayu dengan rasa penasaran campur geram. "Iya, akupun mau tahu juga nih,Cok," sambung Raje.
 "Seriuslah, Cok," tambah Ruri.
Ucok hanya diam sambil menghirup rokok gepenya yang basah kena hujan, gara-gara menemani Bayu ke Kapolsek Sukajadi membuat laporan kemalingan motor kredit dan tertidur pulas di bangku tunggu. Akhirnya sempat pula di foto-foto si Rian wajah tirus mata cekung si Ucok.
                "Cobalah tuan-tuan bayangkan, selama ini paradigma berfikir kita, ucapan selamat itu hanya untuk orang menikah saja atau bersunat rasul saja, atau mengulang tahun saja, kita selalu merasa dirugikan dengan kehilangan, kemalingan, kecolongan bahkan kena perkosa," ucap Ucok dengan gayanya yang sok filsuf itu.
                "Tapi itu kan tak...," sembur Ruri, yang langsung dipotong si Ucok.
"Tunggu dulu, belum habis ni. Padahal kemalingan motor si Bayu itu rasa sayangnya Allah tehadap Bayu dan patut kita ucapkan selamat. Coba tuan-tuan bayangkan kalau motornya masih ada dan motor itu pulalah yang akan menyebabkannya celaka dan mematikan si Bayu. Ini lebih parah lagi, kita kehilangan kawan yang begitu tulus dan polos, terlebih-lebih aku sendiri yg merasa kehilangan,”lanjut Ucok.
"hehehehe...," Raje, Ruri, Bayu, Rian, dan Ucok akhirnya ngopi di kantin belakang kampus sambil tertawa tak putus-putus.(Indra Maha)

Bookmark and Share

3 komentar:

Ijolumutz said...

Mungkin lebih tepat dibilang "cerita penuh makna & perlu untuk direnungkan" dari pada cerita lucu. (mungkin lho gan, he")

Tanto said...

Ya betul, lebih baik kehilangan sepeda motor daripada harus kehilangan teman. Cerita yang menarik.

ban terbaik di indonesia gt radial said...

cerita seru, bisa banyak ambil hikmah dari cerita ini. makasih postingannya. ditunggu cerita2 lainnya. kalo ada cerita komik buat anak2 juga diadain dong

Post a Comment

Kritik,Saran dan Tanggapan Anda Sangat Kami Harapkan
[NO SPAM, SARA, PORNOGRAFI]
Setiap Komentar* akan di Ikutkan dalam Program Top Komentar yang Berhadiah Pulsa Elektrik senilai Rp.10.000,- dan Rp.5.000,- yang di Berikan dua bulan sekali
*Syarat Ketentuan berlaku baca selengkapnya

 
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku Google Pagerank Powered by  MyPagerank.Net