Thursday, March 31, 2011

"Dilahirkan di sebuah dusun kecil di Ujung Batu, 24 maret 1982 silam, Monda Gianes merupakan putra dari pasangan Muhammad Arsyaddin Nasution dan Sukmawaty. Sejak kecil Monda panggilan akrabnya tidak pernah memiliki cita-cita untuk bertungkus lumus di dunia teater. Meskipun begitu ia memiliki minat yang besar ke arah musik.
Selang beberapa tahun setelah  lulus SMA di SMAN 6 Pekanbaru,yakni tahun 2002(tamat SMA tahun 2000) ia memutuskan untuk mengikuti pendaftaran di Akademi Kesenian Melayu Riau dan mengambil jurusan musik. Namun ternyata kenyataan berkehendak lain, biaya untuk jurusan musik lebih mahal dibanding jurusan lain, maka ia pun berputar haluan dengan mengambil jurusan teater dan sinetron.
“Waktu itu saya benar-benar tidak paham mengenai teater, kalau sinetron sudah bukan hal yang asing lah,jadi waktu itu sebenarnya ketertarikan saya lebih kepada sinetronnya bukan ke teaternya, dan dengan harapan bisa menjadi artis saya kemudian mendaftar di sana,nah ketika saya disuruh pantomim saat tes penerimaan mahasiswa baru,saya sempat bingung,” ungkapnya sambil tertawa.
Tahun pertama kuliah di AKMR, mahasiswa yang sering hilang timbul di awal-awal masuk kuliah tersebut mendapat ajakan dari temannya untuk proses kreatif yakni tampil didepan masyarakat.
“Nah, disitulah awal mula saya ‘terjebak’ dalam seni teater. Saya mendapatkan peran utama dalam naskah The Proposal (Pinangan) Karya Anton Chekov,” ujarnya.
Menurutnya tanggun g jawab itu sangat berharga, dari kesempatan tersebut ia mendapat banyak pengetahuan baru, teknik baru dan teman-teman baru. Selama proses latihan ia mendapat banyak arahan dari dosen dan senior-senior di kampusnya. Hingga akhirnya ia sukses tampil dihadapan masyarakat, tokoh seni dan budayawan Riau. Rupanya semenjak penampilan perdananya, mahasiswa yang kini meneruskan jenjang pendidikannya di Umri sejak 2010 lalu ini merasa tertarik dengan dunia teater dan kesenian.
Semenjak itu pua ia sering diajak oleh teman-temannya, pelaku teater dan tokoh-tokoh teater untuk tampil di berbagai daerah, diantaranya adalah Jambi, Padang, Bengkulu, Lampung, Jogjakarta,Jakarta sampai kepada tingkat internasional yakni di Malaysia. Selain itu ia juga berhasil menyabet beberapa penghargaan diantaranya, Aktor Terbaik pada Gelora Teater Se-Riau tahun 2004. Pelakon Terbaik pada Festival Monolog se-Riau tahun 2005
Dan pemeran Pria Terbaik pada Festival Pertunjukan Rakyat-DISKOMINFO Regional Sumatera tahun 2008. Selain itu ia juga ikut menjadi pemeran dalam film mengejar cahaya yang mendapat penghargaan anugerah Sagang 2010.
 Bagi mahasiswa yang saat ini juga membantu mengajar di AKMR, teater memang tidak menjanjikan harta benda ataupun jabatan, meskipun jalan ke arah itu kadang terbuka, namun teater memberikan tanggung jawab moral kepada para pelaku untuk memperhatikan diri dan lingkungan sekitar. Teater merupakan kebutuhan pembangunan moral dan mental.
Di Riau, teater mulai berkembang luas. Dalam pengertian, teater dikenal masyarakat. Meskipun, keberadaan pelaku dan seniman teater memang masih eksis dalam sanggar, komunitas, dan kelompoknya, belum mampu melahirkan tokoh-tokoh lagi, lebih-lebih dari generasi muda. Namun bisa dikatakan teater mulai digandrungi remaja. Siswa-siswa sekolah SMP dan SMA sudah mengenal teater bahkan memainkannya.
Sebagai salah satu seniman dan pelaku teater yang telah malang melintang di berbagai sanggar seperti sanggar AIR yang kemudian berubah nama menjadi MARA, sanggar Selembayung, KPT- Pekanbaru dan lain-lain, Monda mengaku belum mampu bangkit secara total. Namun ia dan seniman-seniman masih tetap punya semangat perjuangan untuk tetap menghidupkan dunia teater dan seni di Riau ini.
“Teater adalah membicarakan, mempersoalkan, memperjuangkan, mempengaruhi, dan menceritakan tentang bagaimana manusia bisa menjadi manusia dengan kemanusiaan yang memuliakan manusia,” tuturnya berfilsafat.(Asrul Rahmawati)

Bookmark and Share

5 komentar:

lina@happy family said...

Sayang saya belum pernah mencoba melihat teater...

Rasau Hijau said...

"Dunia Ini panggung Sandiwara" teater Merupakan sebuah panggung yang dimana ada lakon,dan jalan cerita..[bener apa nggak aya hehehehe] tp Ngemeng-ngemeng Bagus Juga Profil Saudara Monda,selalu berkarya!!

Si Arif said...

sekarang teater mulai jarang peminatnya ya,.,mereka lebih cenderung nonton di bioskop,.,betul gak kawan??

Naga From Parapat City said...

Theater itu sama dengan pentas drama ya ? Obrolan Van Java termasuk teater kah ? kalau OVJ saya suka :D

jelly gamat luxor said...

hmm,,, baru kali ini ada blogger baik hati hanya berkomentar pun langsung dikasih pulsa elektrik...

Post a Comment

Kritik,Saran dan Tanggapan Anda Sangat Kami Harapkan
[NO SPAM, SARA, PORNOGRAFI]
Setiap Komentar* akan di Ikutkan dalam Program Top Komentar yang Berhadiah Pulsa Elektrik senilai Rp.10.000,- dan Rp.5.000,- yang di Berikan dua bulan sekali
*Syarat Ketentuan berlaku baca selengkapnya

 
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku Google Pagerank Powered by  MyPagerank.Net