Tuesday, March 8, 2011

      Seberapa Penting Mengukur  Lingkar Pinggang? Mungkin hal itu menjadi pertanyaan bagi pembaca sekalian, apalagi bagi kalangan mahasiswa, yang ada malah bukan kegemukan tapi malah perut kosong karena belum sempat makan gara-gara menumpuknya aktifitas.

      Namun perlu diketahui ternyata sindroma perut buncit bukan terjadi karena makan yang berlebihan saja, tetapi biasa nya terjadi akibat pola makan yang  gemar mengkonsumsi junk food, makanan berlemak dan makanan yang manis-manis.
      Dengan berselangnya waktu kebiasan buruk itu membuahkan hasil yaitu timbulnya kegemukan terutama kegemukan sentral. Saat inilah sudah masuk tahapan kedua.Pada stadium tiga mulailah masuk stadium preklinik, yaitu timbulnya gejala awal beberapa penyakit seperti terjadinya pre-diabetes, kenaikan beberapa pemeriksaan lemak darah. Penyakit dengan gejala yang jelas baru tampak  pada tahapan  keempat dimana telah timbul penyakit seperti  jantung koroner, kencing manis, Stroke dan lain-lain.

      Jenis kegemukan itu ada yang merata seluruh tubuh (general), ada pula yang sifatnya lokal di perut. Kegemukan yang lokal di perut disebut obesitas sentral. Obesitas general maupun sentral, keduanya sama-sama berbahaya, akan tetapi tingkat bahaya yang lebih tinggi terjadi pada obesitas sentral alias kegemukan perut buncit.

      Mengingat obesitas  sentral sering dihubungkan dengan penyakit  pembuluh darah yang berbahaya tampaklah  pengukuran lingkar pingggang  lebih memberi arti dibandingkan body mass index.  Karena timbunan lemak di perut tercermin dari meningkatnya lingkar ikat pinggang seseorang.

      Banyak penelitian tentang perut buncit  ini dilakukan . Salah satunya Dr Xavier Jouven dkk, peneliti dari Prancis, melakukan penelitian terhadap 7.000 polisi Prancis yang meninggal dunia antara tahun 1967 – 1984 dengan sebab serangan jantung. Mereka mengukur Lingkar Pinggang  dan body mass index (BMI). Mereka mendapatkan kenyataan bahwa pria-pria berperut buncit tersebut memiliki kemungkinan meninggal lebih cepat. Jadi Risiko kematian mendadak itu meningkat karena meningkatnya kepadatan lemak di dinding perut .

      Untuk  itulah lingkar pinggang seseorang harus diukur untuk menilai timbunan lemak perut. Cara mengukurnya mudah tetapi manfaatnya besar sekali. Cara mudah tersebut  hanya dengan menggunakan meteran pita seperti yang digunakan penjahit baju.

Apakah Sindroma Metabolik atau Sindroma Perut Buncit itu?

Sindroma dalam bahasa umum  disebut kumpulan gejala penyakit. Sindroma Metabolik merupakan kumpulan penyakit akibat gaya  hidup keseharian  yang tidak sehat. Gaya hidup keseharian ini terdiri dari pola makan, pola aktivitas, dan pola istirahat.

Kumpulan gejala dalam sindroma metabolik ini  secara bersama atau sendiri dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi, dan lain-lain. Gangguan yang terdapat dalam sindroma metabolik ini ada 10 macam, di antaranya obesitas sentral , prediabetes-diabetes, dislipidemia ( kelainan lemak darah), penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan fungsi endotel( dinding sel), dan perlemakan hati.

      Kriteria diagnosis telah ditetapkan oleh IDF tahun 2005 yaitu, kondisi dimana lingkar pinggang (LP) seseorang  > 90 cm untuk pria dan > 80 cm untuk wanita.

Dari pemeriksaan fisik berupa Lingkar Pinggang dan Tekanan Darah ditambah pemeriksaan laboratorium berupa Glukosa Darah, Kolesterol HDL, Trigliserida maka kita bisa menentukan apakah seseorang sudah masuk  sindroma ini atau belum

Nah, bagaimana mencegahnya?

      Secara teori memang  mudah untuk dilaksanakan, akan tetapi biasanya dalam praktek banyak menghadapi kendala. Secara sederhana ada 3 hal yang bisa dikerjakan yaitu, deteksi, intervensi, dan evaluasi. Deteksi kelainan tubuh kita dengan mengukur lingkar pinggang, tekanan darah, data laboratorium. Dari data- data  tersebit kita bisa bergerak untuk melakukan intervensi yaitu dengan menurunkan berat badan. Cara menurunkan  berat badan dapat ditempuh  dengan  diet, olah raga dan obat-obatan. Evaluasi dilakukan berkala dengan melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium.

Mulai sekarang perhatian panjang ikat pinggang anda sebagai alarm untuk terhindar dari penyakit akibat sindroma perut buncit. Semoga kita bisa melakukannya. (Rahma Fadhilla/int)

Bookmark and Share

4 komentar:

Unknown said...

ane pengen gendut malah gan haha..ceking banget nig badan,,disundul lah haha..salam....

Rydho said...

Nice aricel..thanks

Rasau Hijau said...

hahaha bahaya Juga Ya..Padahal Saya Ingin Gemuk...Kata Pacar saya Kalo Saya Gemukan Dikit katanya Sexy..tapi kalo gini Ceritanya Ane Pikir2 dulu ah....hehehehehe

Si Arif said...

wah informasi yang bagus sekali ini kawan,.,sangat membantu,.,makasih ya,.,ternyata perut buncit itu serem juga ya,.,heehe thanks kawan

Post a Comment

Kritik,Saran dan Tanggapan Anda Sangat Kami Harapkan
[NO SPAM, SARA, PORNOGRAFI]
Setiap Komentar* akan di Ikutkan dalam Program Top Komentar yang Berhadiah Pulsa Elektrik senilai Rp.10.000,- dan Rp.5.000,- yang di Berikan dua bulan sekali
*Syarat Ketentuan berlaku baca selengkapnya

 
The Republic of Indonesian Blogger | Garuda di Dadaku Google Pagerank Powered by  MyPagerank.Net