Nek Koreeh
Agus dan Adul bingung menghadapi seorang nenek berusia 70 tahun. Nenek itu bernama Koreeh. Dia mempunyai sebatang pohon rambutan sedang berbuah lebat dan masak semua. Pohon rambutan itu persis berada di pingir jalan samping rumahnya. Tiap hari Nek Koreeh menunggui pohon rambutannya, sehingga siapapun yang hendak menagambil atau mencuri buahnya, Nek Koreeh siap menghadang.
Dasar Agus dan Adul termasuk anak yang bandel dan selalu berencana mau mencuri buah rambutan yang besar-besar milik Nek Koreeh. Karena selalu ditunggui pemiliknya, Agus dan Adul akhirnya memberanikan diri meminta langsung kepada nenek tua tersebut.
Agus : Asslamu'alaikum, Nek
Namun, Nenek itu tetap tak menggubris ucapan salam Agus.
Adul : Nek, kami mau minta buah rambuatan Nenek sedikt saja(dengan wajah menghiba.
Nek Koreeh geleng-gelang kepala.
Agus : Nek sedikit saja. Dua buah, tiga atau empat jadilah,
Nek Koreeh tetap geleng-gelang kepala. Agus dan Adul kehilangan akal, sudah sejam lamanya mereka disana. Sementara mereka sudah tak tahan lagi ingin memakan buah rambutan ranum itu. Akhirnya Agus punya ide cemerlang.
Agus : Nenek Koreeh yang baik hati, Nenek tak marah kalau kami ambil buah rambutan ini (ddengan was-was)
Jawaban nenek itu tetap geleng-geleng kepala.
Agus dan Adul : Cihuiiiiii.......Akhirnya Nenek Koreeh baik hati.
Tanpa babibu Agus dan Adul memanjat Pohon Rambutan tersebut. Diluar dugaan, Nenek Koreeh bangkit dari duduknya dan mengambil penjolok dari galah (bambu) menjolok Agus dan Adul menyuruh turun.
Nek Koreeh : Kalian pikir bapak kalian yang punya rambutan ini?(dengan marah)
Akhirnya Agus dan Adul turun dan lari tungang langgang.
Agus dan Adul : Dasar nenek edan!
Cuek,Bukan Malu bertanya
Manul baru saja sampai di Kota Pekanbaru dari kampungnya. Ini kali pertamanya dia masuk ke kota. Menurut informasi kawannya, kalau di kota berbeda dengan di kampong. Orangnya rata-rata cuek tak peduli dengan orang lain. Karena itu Manul banyak diam dan cuek.
Ketika itu dia, baru sampai di terminal bus, dan akan melanjutkan perjalanan ke tempat tujuannya. Dengan rasa PD alias percaya diri, Manul langsung menaiki mobil travel jurusan Bangkinang Kampar, tanpa bertanya terlebih dahulu Manul naik dan duduk santai. Sudah satu jam perjalan kernet travel itu member aba-aba agar membayar ongkos. Manul manut-manut saja dan memberikan ongkosnya.
Dalam hatinya dia bergumam, "lebar juga Kota Pekanbaru ini," lama-lama Manul curiga juga, ke kota sama seperti balek ke kampung juga. Akhirnya seorang penumpang bertanya. "Chu, turun di mano," ujar penumpang itu. Manul menjawab " Sukajadi ncik,”.
Penumpang tersebut heran lalu bertanya lagi. "Sukajadi Pokanbaru," selidiknya. "Iyo ncik," ungkap Manul. "Alah-alah mano ado Chu di Bangkinang Sukajadi, itu di Pokanbaru," ujar
penumpang itu dengan serius.
"Jadi ini ke Bangkinang ye," kata Manul. Bingung. heh... melesettt...runtuk batinnya.
Meleset
Dua orang pengamen jalanan. Sudah satu jam berkeliling kota namun tak juga dapat apa-apa. Naik turun bus kota juga tak membuahkan sesen duit pun. Penat sudah memetik gitar dan menarik suara tak ada orang yang hirau.
Akhirnya mereka memutuskan duduk santai di dekat sebuah warung di pinggir jalan. Tak berapa lama mereka duduk disitu, datanglah beberapa orang masuk kewarung tersebut. Muncul ide cemerlang pengamen jalanan itu. Akhirnya mereka memutuskan mengamen di warung tersebut.
"Asslamu'alaikum pengunjung warung yang setia. Ijinkanlah kami membawakan sejumlah lagu yang fenomenal pada zaman sekarang," kata sambutan dari salah seorang pengamen.
Sejurus kemudian teman yang satu lagi mulai memetik senar-senar dari gitar tersebut. Mereka memadukan nada dan lirik lagu.
"Andai ku Gayus Tambunan... Bisa jalan-jalan ke Bali...” suara mereka meliuk-liuk meningkahi perutnya yang lapar.
Usai sudah mereka membawakan tembang lagu Andai Aku Gayus Tambunan. Tak berapa lama pengunjung warung itupun siap-siap pergi. Dengan cekatan kedua pengamen itupun bersiap-siap menutup lagu terakhir mereka seraya menyodorkan plastik pertanda meminta sumbangan.
Salah seorang pengunjung itu menyodorkan sebuah amplop putih. Berdetak hati kedua pengamen jalanan itu. ketika pengunjung warung itu pergi dan hilang di tikungan jalan, kedua pengamen jalanan itupun segera pergi menyudut di balik tembok hendak melihat apa isi amplop tersebut.
"Hati-hati Bro. Jangan sampai koyak," ungkap temannya yang gondrong.
"Diterawang dulu," kata yang bertato.
Dengan hati penasaran akhirnya mereka memubuka perlahan-laha amplop putih itu. Dan ketika di buka, ada selebaran bergambar dan bertuliskan "Jangan Lupa coblos nomor ini”. (Indra Maha)
13 komentar:
hahaha..lucu juga nih gan..pake ada andaiku gayus tmbunan sgala lagi..hehe..jangan lupa jga komentar balik di blogku ya
... numpang ngakaak nih sob... bisa numpas jenuh ..ada2 aja ...whuahahaha...
Hahaha lucu bgt sob,wah jd ketawa mulu ni mampir disini :D
ada2 aja yang bisa bikin ngakak..haaaa
Lettha berkunjung juga sambil baca baca :]
kunjungan balik gan...
seru n kocak juga nie ceritanya...hahaha
haha ... bikin ngakak ... serius ... mampir mas neh alias kunjungan perdana ... sukses selalu ...
seep mas sama-sama ... setiap kali baca pasti penginnya ketawa ... hehe ... tetep update yang kocak-kocak ya mas ... salam dah buat kalian semua blogger seIndonesia
Whahaha,..
tombo streez neh,.. :)
Tanggung Jawab ADMIN bikin sakit perut saya nahan Tawa..hahahaha Lelucon Sosial Top Markotop..sering2 dunk Posting Cerita Lucu,Dagelan masalah Sosial...mantapp
hahahah,.,waduhhh nyampek kebelet ni baca ni critaa,.,hahaha kocak banget bang admin,.,
beraktifitas seharian buat stress.. ketemu cerita lucu di mari membuat stress jadi hilang hehehe... ditambah dong cerita² lucunya :D
ikut ngakak aja :D bikin perut sakit ja
Post a Comment
Kritik,Saran dan Tanggapan Anda Sangat Kami Harapkan
[NO SPAM, SARA, PORNOGRAFI]
Setiap Komentar* akan di Ikutkan dalam Program Top Komentar yang Berhadiah Pulsa Elektrik senilai Rp.10.000,- dan Rp.5.000,- yang di Berikan dua bulan sekali
*Syarat Ketentuan berlaku baca selengkapnya